Belakangan ini saya sering berdiskusi dengan beberapa pemain tentang kontrak, dan saya menemukan bahwa pemula sebenarnya bukan tidak mau mencoba, tapi lebih karena tidak ada yang membimbing, jadi merasa kurang percaya diri.
Dengan volatilitas pasar seperti sekarang, kalau nekat coba-coba sendiri? Itu sama saja dengan “memberi makan” pasar dengan uang sendiri. Penilaian tren, kontrol risiko, dan pembagian dana—kalau ada orang berpengalaman yang membimbing, itu setara dengan menghemat setengah tahun trial and error tanpa harus mengalami kerugian besar.
Sedikit tips praktis: pertama, pelajari dulu cara melihat arah pasar secara menyeluruh, jangan asal menebak; kedua, gunakan modal kecil untuk uji coba, jangan langsung all-in; lalu, hitung batas cut loss dengan baik agar akun tidak sampai habis; terakhir, lakukan semuanya secara bertahap dan jangan gegabah. Kalau sudah paham poin-poin ini, setidaknya tidak akan langsung “bayar uang sekolah” begitu masuk pasar.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
7
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
DarkPoolWatcher
· 12-05 14:36
Serius, tanpa ada yang membimbing, itu sama saja memberi uang ke bursa, saya sudah melihat terlalu banyak pemula seperti ini.
Mencoba-coba dengan posisi kecil itu benar, yang all-in tidak ada yang bertahan lebih dari tiga bulan.
Baru merasa tenang kalau sudah pasang stop loss, kalau tidak tiap hari khawatir likuidasi.
Lihat AsliBalas0
DustCollector
· 12-05 12:01
Haha, itu benar sekali, saya juga sudah melihat terlalu banyak pemula yang langsung kena likuidasi begitu masuk, benar-benar kasihan dompetnya.
Mencoba dengan posisi kecil itu memang sangat penting, banyak orang yang tidak mau dengar saran dan tetap saja all-in, akhirnya sekali berbalik arah langsung habis.
Sebenarnya yang paling sulit bukan belajar teknikal, tapi belajar menahan diri untuk tidak terlalu sering transaksi.
Memang benar, menemukan orang yang bisa dipercaya bisa menghindarkan dari banyak kesalahan, tapi tetap harus dipahami sendiri juga.
Lihat AsliBalas0
ShibaOnTheRun
· 12-05 12:01
Benar, tanpa ada yang membimbing memang serba coba-coba sendiri. Awal-awal saya juga begitu sampai rugi besar, sekarang kalau diingat jadi nyesel.
Ngomong-ngomong soal garis stop loss, banyak banget pemula yang bahkan nggak pasang, akhirnya baru nangis setelah ke-liquidasi.
Coba-coba pakai modal kecil itu harus diulang seratus kali, tetap saja banyak yang nggak mau dengar.
Orang yang berpengalaman satu kalimat saja bisa menyelamatkan uangmu selama setengah tahun, ini bukan lebay.
Kuncinya itu di mental, jangan langsung all in di awal, itu benar-benar cari masalah sendiri.
Sekarang pasar sudah sangat kompetitif, nggak ada yang ngajarin memang makin susah.
Lihat AsliBalas0
NFT_Therapy_Group
· 12-05 11:58
Memang benar, pemula memang butuh seseorang yang bisa diandalkan sebagai penunjuk jalan, kalau tidak, ya jadi korban "mesin pemotong bawang" hidup-hidup.
Kalau garis stop loss saja tidak dipasang dengan benar, akun bisa hancur dan baru menyesal setelah terlambat. Sekarang masih belum terlambat.
All-in itu benar-benar satu tangan bahagia, satu tangan bangkrut. Coba-coba dengan modal kecil adalah kuncinya.
Pasar seketat ini, tanpa ada yang membimbing memang benar-benar sulit untuk melangkah. Nilai dari pengalaman memang ada di sini.
Lihat AsliBalas0
InscriptionGriller
· 12-05 11:56
Menutup mata dan meraba-raba sama saja dengan menunggu untuk dipermainkan, itu memang benar. Tapi masalahnya, 99% dari mereka yang mengaku "berpengalaman" sebenarnya juga hanya lebih dulu "mati" satu musim dibandingkan para pemula.
Lihat AsliBalas0
gas_fee_trauma
· 12-05 11:50
Bro lu bilang bener, emang begitu kenyataannya, gue dulu juga tipe yang langsung all-in tutup mata, sekarang akun udah berantakan banget.
Cari mentor yang bagus emang bisa ngirit banyak uang hasil jatuh bangun, kalo nggak ya nasibnya bayar "uang sekolah" terus-terusan.
Serius, soal cut loss gue udah pernah rugi gede, sekarang tiap entry selalu dihitung, akhirnya nggak margin call lagi.
Yang paling bahaya buat pemula tuh nggak punya pegangan mental, terus sekali emosi langsung all-in, gue juga pernah kayak gitu.
Ini ilmu penting banget, mesti gue screenshot buat kasih liat ke temen-temen yang masih coba-coba tanpa arah.
Jujur aja, metode coba-coba dengan modal kecil udah nyelametin gue berkali-kali, lebih ampuh dari apa pun.
Lihat AsliBalas0
degenonymous
· 12-05 11:45
Gila, ini persis banget sama pengalaman pahit gue, tahun lalu all-in sekali langsung akun gue meledak, sekarang baca artikel ini nyesel banget.
Memang benar, pemula itu gampang banget dimakan pasar, coba-coba pake modal kecil itu kuncinya, kalau gue dengerin dari dulu pasti nggak separah ini.
Batas cut loss juga bener banget, banyak orang nggak pasang, begitu nyangkut malah ditahan terus, ujung-ujungnya hancur sendiri.
Sebenarnya memang harus cari orang yang bisa dipercaya buat kasih arahan, biar nggak muter-muter buang waktu, serius deh.
Belakangan ini saya sering berdiskusi dengan beberapa pemain tentang kontrak, dan saya menemukan bahwa pemula sebenarnya bukan tidak mau mencoba, tapi lebih karena tidak ada yang membimbing, jadi merasa kurang percaya diri.
Dengan volatilitas pasar seperti sekarang, kalau nekat coba-coba sendiri? Itu sama saja dengan “memberi makan” pasar dengan uang sendiri. Penilaian tren, kontrol risiko, dan pembagian dana—kalau ada orang berpengalaman yang membimbing, itu setara dengan menghemat setengah tahun trial and error tanpa harus mengalami kerugian besar.
Sedikit tips praktis: pertama, pelajari dulu cara melihat arah pasar secara menyeluruh, jangan asal menebak; kedua, gunakan modal kecil untuk uji coba, jangan langsung all-in; lalu, hitung batas cut loss dengan baik agar akun tidak sampai habis; terakhir, lakukan semuanya secara bertahap dan jangan gegabah. Kalau sudah paham poin-poin ini, setidaknya tidak akan langsung “bayar uang sekolah” begitu masuk pasar.