Hasil ARC Prize 2025 cukup menarik—sebuah tim berhasil mengalahkan banyak model raksasa dengan menggunakan model yang ramping.
Apa rahasia mereka? Penggunaan data sintetis untuk pelatihan + reinforcement learning yang adaptif. Kedengarannya sederhana, tapi ini membuktikan satu hal: model yang lebih besar tidak selalu lebih cerdas, strategi pelatihan justru menjadi kuncinya.
Jalur ringan seperti ini adalah kabar baik bagi para pengembang dengan sumber daya terbatas. Toh, tidak semua orang punya daya beli untuk membakar komputasi demi menambah parameter. Demokratisasi teknologi, mungkin memang dimulai dari solusi-solusi kecil nan elegan semacam ini.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
14 Suka
Hadiah
14
7
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
SatoshiNotNakamoto
· 1jam yang lalu
Gila, model kecil bisa ngalahin model besar? Sekarang bisa banget bikin malu mereka yang cuma buang-buang uang buat nambah parameter, haha.
Lihat AsliBalas0
down_only_larry
· 12-05 23:00
Sungguh, kualitas > kuantitas itu kenapa susah sekali dimengerti, banyak model besar masih kalah dengan satu strategi pelatihan yang cerdik.
Lihat AsliBalas0
OnlyUpOnly
· 12-05 23:00
Model kecil melakukan comeback, kali ini akhirnya terlihat sesuatu yang nyata, ini bukan lagi era di mana menumpuk parameter saja sudah cukup untuk menang.
Lihat AsliBalas0
MidnightTrader
· 12-05 22:57
Data sintetik benar-benar strategi yang luar biasa, rasanya model besar bakal tamat deh haha
---
Masa sih, sekarang investor kecil juga bisa latih model dengan baik? Perusahaan besar yang dulu buang-buang duit pasti panik nih
---
Tunggu dulu, gimana cara pakai reinforcement learning adaptif ini, ada yang bisa jelasin kayak ke anak kecil (ELI5) nggak?
---
Akhirnya ada kabar bagus, nggak perlu nabung setengah tahun buat beli daya komputasi lagi
---
Model ringkas mengalahkan “monster parameter”, kalau ini beneran terjadi... proyek AI on-chain bakal kena reshuffle lagi
---
Saya cuma pengen tahu, solusi ini bisa diduplikasi nggak, atau lagi-lagi cuma paper bagus tapi praktiknya zonk
---
Udah bosen denger istilah demokratisasi teknologi, tapi kali ini kayaknya beneran ada harapan
Lihat AsliBalas0
HalfIsEmpty
· 12-05 22:40
Gila, akhirnya ada yang membongkar logika "overhyped" dari model besar ini. Data sintetis + pembelajaran penguatan saja sudah bisa mengalahkan penumpukan parameter, sekarang perusahaan AI yang bakar duit jadi malu sendiri kan.
Kali ini benar-benar membebaskan produktivitas, tim kecil tidak perlu lagi terikat oleh kebutuhan komputasi.
Lihat AsliBalas0
GateUser-0717ab66
· 12-05 22:38
Gila, akhirnya ada yang membongkar "sihir" model besar, sebenarnya nggak perlu ditumpuk jadi monster.
Strategi data sintetis + pembelajaran penguatan ini benar-benar luar biasa, musim semi untuk tim-tim kecil akhirnya datang!
Lihat AsliBalas0
SchrodingerGas
· 12-05 22:34
Sekali lagi membuktikan bahwa model besar dengan tumpukan parameter sebenarnya hanyalah seperti dongeng "Baju Baru Sang Kaisar", kunci kemenangan justru terletak pada keseimbangan strategi pelatihan.
Hasil ARC Prize 2025 cukup menarik—sebuah tim berhasil mengalahkan banyak model raksasa dengan menggunakan model yang ramping.
Apa rahasia mereka? Penggunaan data sintetis untuk pelatihan + reinforcement learning yang adaptif. Kedengarannya sederhana, tapi ini membuktikan satu hal: model yang lebih besar tidak selalu lebih cerdas, strategi pelatihan justru menjadi kuncinya.
Jalur ringan seperti ini adalah kabar baik bagi para pengembang dengan sumber daya terbatas. Toh, tidak semua orang punya daya beli untuk membakar komputasi demi menambah parameter. Demokratisasi teknologi, mungkin memang dimulai dari solusi-solusi kecil nan elegan semacam ini.