Di dunia kripto ada semacam rantai kasta, kamu sadar nggak?
Pemula fokus pada naik turun grafik K-line sampai jantung berdebar, para 'veteran' mulai menggambar garis tren dan lingkaran, sedangkan mereka yang benar-benar sudah cuan, sudah tidak lagi melihat harga itu sendiri—mereka mengamati data on-chain, arus dana, dan gerakan para whale.
Intinya, ada tiga level: Yang lihat harga itu sedang berjudi nasib Yang lihat tren itu sedang mencari pola Yang lihat data itu sedang membaca skenario
Dulu kita analisis pasar pakai apa? Candlestick, sentimen Twitter, para influencer teriak buy/sell, ditambah sedikit "feeling kayaknya bakal terbang" ala-ala. Tapi sekarang ada beberapa tools yang sudah menaikkan level analisis—bukan sekadar kasih tahu naik turun, tapi bikin kamu paham perubahan struktur pasar sebenarnya.
Data itu, kalau dipakai dengan benar jadi teleskop, kalau salah jadi kaca lucu. Kuncinya tergantung dari posisi mana kamu melihat pasar.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Haha, saya sudah bilang kan, tiga tahun lalu saya masih pemula yang deg-degan lihat grafik K-line, sekarang... masih pemula juga, cuma sekarang lebih pede buat menertawakan diri sendiri.
Tapi ngomong-ngomong, data on-chain itu memang menarik banget, meski saya masih sering salah baca juga.
Orang-orang yang benar-benar cuan sudah paham dari dulu, kita mah pelan-pelan naik aja, toh masih ada tiga tahun lagi.
Lihat AsliBalas0
PositionPhobia
· 12-06 09:57
Kalimat tentang kaca tertawa itu benar banget, ngomongin banget soal kita-kita yang tiap hari ngawur mengartikan data on-chain.
Yang benar-benar cari uang sudah diam-diam mantau dompet whale, kita masih aja liatin grafik K-line sambil menghipnotis diri sendiri.
Tingkatnya beda jauh banget, bener-bener bukan cuma beda tipis.
Bagian buff ilmu gaib itu ngakak banget, bener-bener kayak ngomongin diri gue tahun lalu.
Data itu harus bisa dimanfaatkan, kalau enggak ya cuma nipu diri sendiri.
Lihat AsliBalas0
TokenTaxonomist
· 12-06 09:57
sebenarnya, secara statistik... "hierarki" di sini hanyalah bias kelangsungan hidup yang dibungkus dalam spreadsheet. biar saya buka data saya tentang ini—kebanyakan penggemar data chain masih sekadar mencocokkan pola dengan cara berbeda, bukan *benar-benar* membaca skripnya. mereka cuma memindahkan copium dari candlestick ke dompet whale lol
Lihat AsliBalas0
ProofOfNothing
· 12-06 09:46
Memang benar, melihat data on-chain seperti main PUBG, melihat grafik K-line seperti memberi makan anjing, sementara lapisan di tengahnya masih mengira sudah menemukan pola, haha.
Di dunia kripto ada semacam rantai kasta, kamu sadar nggak?
Pemula fokus pada naik turun grafik K-line sampai jantung berdebar, para 'veteran' mulai menggambar garis tren dan lingkaran, sedangkan mereka yang benar-benar sudah cuan, sudah tidak lagi melihat harga itu sendiri—mereka mengamati data on-chain, arus dana, dan gerakan para whale.
Intinya, ada tiga level:
Yang lihat harga itu sedang berjudi nasib
Yang lihat tren itu sedang mencari pola
Yang lihat data itu sedang membaca skenario
Dulu kita analisis pasar pakai apa? Candlestick, sentimen Twitter, para influencer teriak buy/sell, ditambah sedikit "feeling kayaknya bakal terbang" ala-ala. Tapi sekarang ada beberapa tools yang sudah menaikkan level analisis—bukan sekadar kasih tahu naik turun, tapi bikin kamu paham perubahan struktur pasar sebenarnya.
Data itu, kalau dipakai dengan benar jadi teleskop, kalau salah jadi kaca lucu. Kuncinya tergantung dari posisi mana kamu melihat pasar.