Seorang pensiunan pegawai negeri di India kehilangan 1,3 juta akibat "aplikasi trading palsu", modus penipuan 'pig butchering' kembali berkembang.

【Dunia Kripto】Baru-baru ini di India terjadi skandal besar—seorang pensiunan pegawai negeri kehilangan 12,8 juta rupee (jika dikonversi sekitar lebih dari 130 ribu dolar AS).

Ceritanya begini: Suatu hari, pria tersebut dimasukkan ke dalam grup WhatsApp, di mana sekelompok orang mengaku sebagai pakar keuangan dan setiap hari memamerkan tangkapan layar hasil keuntungan. Tergiur melihatnya, dia pun mengunduh “Aplikasi Trading” yang direkomendasikan oleh mereka, dan mencoba investasi kecil terlebih dahulu. Ajaibnya, uang investasi pertamanya benar-benar bisa ditarik, sehingga tingkat kepercayaan langsung meningkat.

Setelah itu, skemanya mulai berjalan—para penipu mengatakan ada kuota IPO internal, tapi harus menambah modal untuk bisa ikut serta. Dengan berat hati, pria tersebut kembali menginvestasikan sejumlah besar uang. Saat dia ingin menarik dananya, mereka tiba-tiba meminta “komisi” sebesar 20%, kalau tidak dibayar akunnya akan dibekukan. Saat itulah dia baru sadar telah tertipu.

Data resmi dari pemerintah India menunjukkan, jenis penipuan model “pig butchering” yang berkedok kripto ini belakangan meningkat pesat. Modus para penipu semakin profesional: aplikasi palsu, membangun kepercayaan lewat akun palsu, memberikan janji manis untuk menarik korban besar, seluruh alurnya sangat mulus seperti bisnis sungguhan.

Intinya, platform apa pun yang meminta Anda membayar terlebih dahulu sebelum bisa menarik dana, hampir pasti adalah penipuan. Platform trading yang asli tidak akan bermain seperti ini, apalagi mengajak Anda masuk grup untuk memberikan sinyal trading.