Berita dari TechFlow pada 12 Maret, mengutip laporan dari Coindesk yang dikutip dari Reuters, perusahaan energi milik negara Bolivia YPFB akan mulai menggunakan Mata Uang Kripto untuk pembayaran impor energi. YPFB berharap dapat langsung mengatasi kekurangan dolar dan masalah kurangnya cadangan forex negara dengan menggunakan Mata Uang Kripto.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa saat ini Bolivia menghadapi krisis bahan bakar, yang disebabkan terutama oleh penurunan ekspor gas alam, yang telah menyebabkan munculnya protes sporadis di seluruh negeri. Juru bicara YPFB mengatakan kepada Reuters: "Mulai sekarang, perdagangan (Mata Uang Kripto) ini akan dilaksanakan."
Lihat Asli
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Berita dari TechFlow pada 12 Maret, mengutip laporan dari Coindesk yang dikutip dari Reuters, perusahaan energi milik negara Bolivia YPFB akan mulai menggunakan Mata Uang Kripto untuk pembayaran impor energi. YPFB berharap dapat langsung mengatasi kekurangan dolar dan masalah kurangnya cadangan forex negara dengan menggunakan Mata Uang Kripto.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa saat ini Bolivia menghadapi krisis bahan bakar, yang disebabkan terutama oleh penurunan ekspor gas alam, yang telah menyebabkan munculnya protes sporadis di seluruh negeri. Juru bicara YPFB mengatakan kepada Reuters: "Mulai sekarang, perdagangan (Mata Uang Kripto) ini akan dilaksanakan."