Tampaknya pengguna kripto ABD kehilangan potensi pendapatan hingga 2,64 miliar dolar antara 2020-2024 karena pembatasan geografis terkait airdrop.
“Laporan Status Airdrop 2025” yang diterbitkan oleh Dragonfly mengungkapkan bahwa peraturan ketat pemerintah AS terhadap mata uang kripto telah menyebabkan kerugian ekonomi yang serius bagi pengguna. Laporan ini mengungkapkan dampak ekonomi pembatasan geografis terhadap pengguna AS dengan menganalisis data dari total 12 acara airdrop yang dilakukan antara 2019 dan 2023.
Menurut laporan, hanya dalam 11 acara airdrop yang dianalisis, kerugian pendapatan potensial pengguna AS berkisar antara 1,84 miliar hingga 2,64 miliar dolar. Di seluruh dunia, sekitar 1,9 juta pengguna meraup token senilai rata-rata 4.600 dolar per orang, sementara di AS, sekitar 920.000 hingga 5,2 juta orang yang menggunakan kripto tidak dapat memanfaatkan kesempatan ini karena pembatasan geografis.
Negara A.S. juga mengalami kerugian besar
Pemerintah AS juga mengalami kerugian keuangan yang signifikan akibat situasi ini. Menurut informasi yang tercantum dalam laporan, pemerintah federal AS kehilangan pendapatan pajak penghasilan pribadi antara 418 juta dan 1,1 miliar dolar antara tahun 2020 dan 2024 akibat pemblokiran airdrop. Selain itu, kerugian pajak dari pemerintah negara bagian juga bervariasi antara 107 juta dan 284 juta dolar. Secara keseluruhan, kerugian pajak yang diderita pemerintah diperkirakan berkisar antara 525 juta dan 1,38 miliar dolar.
Laporan juga menekankan bahwa pemindahan perusahaan berbasis AS ke luar negeri juga secara signifikan mengurangi pendapatan pajak AS. Sebagai contoh, meskipun Tether, penerbit stablecoin, melaporkan laba sebesar 6,2 miliar dolar pada tahun 2024, pemerintah AS kehilangan sekitar 1,6 miliar dolar pajak korporasi karena operasi offshore. Hal ini semakin mempertanyakan dampak ekonomi dari regulasi sektor kripto di AS.
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Kesulitan Airdrop di AS: Larangan Membuat Altcoin Senilai 2,6 Milyar Menghilang! - Koin Bülteni
Tampaknya pengguna kripto ABD kehilangan potensi pendapatan hingga 2,64 miliar dolar antara 2020-2024 karena pembatasan geografis terkait airdrop.
“Laporan Status Airdrop 2025” yang diterbitkan oleh Dragonfly mengungkapkan bahwa peraturan ketat pemerintah AS terhadap mata uang kripto telah menyebabkan kerugian ekonomi yang serius bagi pengguna. Laporan ini mengungkapkan dampak ekonomi pembatasan geografis terhadap pengguna AS dengan menganalisis data dari total 12 acara airdrop yang dilakukan antara 2019 dan 2023.
Menurut laporan, hanya dalam 11 acara airdrop yang dianalisis, kerugian pendapatan potensial pengguna AS berkisar antara 1,84 miliar hingga 2,64 miliar dolar. Di seluruh dunia, sekitar 1,9 juta pengguna meraup token senilai rata-rata 4.600 dolar per orang, sementara di AS, sekitar 920.000 hingga 5,2 juta orang yang menggunakan kripto tidak dapat memanfaatkan kesempatan ini karena pembatasan geografis.
Negara A.S. juga mengalami kerugian besar
Pemerintah AS juga mengalami kerugian keuangan yang signifikan akibat situasi ini. Menurut informasi yang tercantum dalam laporan, pemerintah federal AS kehilangan pendapatan pajak penghasilan pribadi antara 418 juta dan 1,1 miliar dolar antara tahun 2020 dan 2024 akibat pemblokiran airdrop. Selain itu, kerugian pajak dari pemerintah negara bagian juga bervariasi antara 107 juta dan 284 juta dolar. Secara keseluruhan, kerugian pajak yang diderita pemerintah diperkirakan berkisar antara 525 juta dan 1,38 miliar dolar.
Laporan juga menekankan bahwa pemindahan perusahaan berbasis AS ke luar negeri juga secara signifikan mengurangi pendapatan pajak AS. Sebagai contoh, meskipun Tether, penerbit stablecoin, melaporkan laba sebesar 6,2 miliar dolar pada tahun 2024, pemerintah AS kehilangan sekitar 1,6 miliar dolar pajak korporasi karena operasi offshore. Hal ini semakin mempertanyakan dampak ekonomi dari regulasi sektor kripto di AS.