Pendekatan kepatuhan SEC diperkirakan akan secara radikal mengubah lanskap regulasi kripto hingga tahun 2030. Pembentukan Crypto Task Force oleh Acting SEC Chair Mark Uyeda menandai pergeseran strategis dari pola penegakan hukum yang dominan ke arah pemberian panduan regulasi yang lebih jelas. Agenda Rulemaking Spring 2025 SEC memusatkan perhatian pada aturan Exchange Act yang mengatur perdagangan aset kripto di Alternative Trading Systems dan bursa efek nasional, sehingga membangun fondasi kerangka kepatuhan yang solid.
Panduan terbaru dari SEC menunjukkan pergeseran pendekatan di berbagai sektor. Lembaga tersebut merilis FAQ komprehensif bagi broker-dealer yang berinteraksi dengan aset digital, mencakup persyaratan kustodi, Customer Protection Rule, dan kewajiban pencatatan. Staf SEC juga memberikan klarifikasi terkait staking, mining, dan liquid staking, yang memastikan bahwa aktivitas tersebut tidak serta-merta terkait hukum sekuritas. Ini merupakan perubahan dari ketidakjelasan regulasi sebelumnya yang menyebabkan kenaikan biaya kepatuhan.
Kerja sama SEC dengan CFTC melalui inisiatif harmonisasi menghadirkan standar kepatuhan terpadu di lintas yurisdiksi. Kelompok kerja antar-departemen yang dibentuk lewat perintah eksekutif, dengan tenggat waktu enam bulan untuk rekomendasi regulasi, menegaskan komitmen pemerintah federal terhadap standar menyeluruh. Perusahaan yang beroperasi di platform seperti gate kini menghadapi standar yang lebih jelas terkait kustodi dan persyaratan registrasi agen transfer.
Menjelang 2030, standar kepatuhan SEC diprediksi menjadi acuan utama bagi operasi kripto domestik, memengaruhi desain sistem perdagangan di bursa dan pengelolaan mekanisme token oleh penerbit. Kejelasan regulasi ini mengurangi hambatan operasional dan mendorong partisipasi institusi di pasar aset digital.
Industri cryptocurrency tengah mengalami transformasi regulasi yang akan mengubah secara fundamental lanskap operasionalnya. Menjelang tahun 2030, hampir semua platform kripto utama diproyeksikan mengadopsi kerangka kepatuhan Know Your Customer (KYC) dan Anti-Money Laundering (AML) komprehensif, menandai pergeseran drastis dari pendekatan permisif sebelumnya.
Tingkat adopsi saat ini sudah mengindikasikan arah tersebut. Pada 2025, 92% bursa kripto terpusat global telah menerapkan kepatuhan KYC penuh, dengan 85% regulator dunia mewajibkan KYC. Momentum regulasi ini memperlihatkan pengakuan bahwa verifikasi identitas yang tangguh melindungi konsumen serta menjaga integritas sistem keuangan. Markets in Crypto-Assets (MiCA) Uni Eropa dan Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN) Amerika Serikat terus memperkuat mekanisme penegakan agar bisnis kripto bertanggung jawab atas pemantauan transaksi terlarang.
Arsitektur kepatuhan kini melampaui sekadar verifikasi identitas. Sebanyak 71% platform kripto menerapkan pendekatan berbasis risiko, menyesuaikan intensitas verifikasi berdasarkan nilai transaksi, lokasi pengguna, dan pola aktivitas. Selain itu, 21% platform telah menggunakan teknologi pelindung privasi untuk mengamankan data pengguna selama proses KYC, menjawab kekhawatiran 57% pengguna terhadap penyimpanan data pribadi.
Perubahan ini menunjukkan kematangan pasar dan penerimaan institusi. Bursa yang berfokus pada kepatuhan kini berkontribusi pada 79% volume transaksi kripto global, sedangkan platform terdepan semakin memandang kepatuhan regulasi sebagai keunggulan kompetitif. Tekanan regulasi yang berkelanjutan dan kebutuhan arus modal institusional memastikan target kepatuhan 90% pada 2030 sebagai tonggak yang realistis, bukan sekadar prediksi optimistis.
Memasuki tahun 2025, perusahaan kripto menghadapi tuntutan transparansi audit yang jauh lebih ketat, mencerminkan perubahan mendasar dalam ekspektasi regulator. Otoritas regulasi kini menerapkan pengawasan intensif atas kepatuhan dan pemenuhan regulasi, dengan pelaporan serta mekanisme monitoring yang wajib di seluruh industri.
Perubahan ini paling kentara dalam pengawasan stablecoin, di mana regulator menuntut monitoring ekosistem dan due diligence menyeluruh. Penerbit stablecoin, bursa kripto yang mencatatkan aset tersebut, dan bank pengelola dana cadangan diwajibkan melakukan deteksi risiko terkait sanksi secara intensif. Hal tersebut menyoroti kekhawatiran makin besar terhadap risiko penghindaran sanksi dalam infrastruktur aset digital.
Indikator kepatuhan saat ini menunjukkan adaptasi industri yang signifikan. Sekitar 95% dari 100 bursa teratas telah mengimplementasikan kebijakan Know Your Customer (KYC) dan Anti-Money Laundering (AML) yang tangguh, menandakan pengakuan luas bahwa kepatuhan regulasi memperkuat kredibilitas institusi. Bursa yang meningkatkan kepatuhan melaporkan rata-rata peningkatan volume hingga 27% dibandingkan pesaing yang belum patuh, membuktikan bahwa investasi di transparansi mendorong pertumbuhan bisnis.
Lanskap audit menuntut keahlian khusus, dengan auditor memerlukan akses berkelanjutan ke aset kripto selama proses audit. Kebutuhan teknis ini menuntut pemahaman mendalam tentang teknologi blockchain, kerangka regulasi, dan protokol keamanan khusus aset digital. Perusahaan yang berinvestasi pada kontrol internal yang kokoh—terutama pengelolaan private key yang aman serta sistem pelaporan keuangan komprehensif—membangun fondasi audit yang sukses sekaligus melindungi identitas terverifikasi dan data selama proses verifikasi.
H coin merupakan cryptocurrency digital dalam ekosistem Web3 yang didesain untuk memfasilitasi transaksi terdesentralisasi dan mendukung aplikasi blockchain inovatif.
H crypto adalah Humanity Protocol yang diluncurkan tahun 2024 di Ethereum. Protokol ini memiliki suplai 10 miliar token dan berfungsi sebagai protokol terdesentralisasi untuk aplikasi berfokus pada manusia.
Meme coin Trump, $TRUMP, adalah cryptocurrency yang dirilis pada 17 Januari 2025 di blockchain Solana. Koin ini terkait dengan Donald Trump dan mendapat perhatian besar sebelum pelantikannya.
Ya, Helium coin memiliki prospek. Koin ini berkembang dengan integrasi 5G dan ekspansi IoT, sehingga berpotensi tumbuh jangka panjang dalam ekosistem jaringan terdesentralisasi.
Bagikan
Konten