Baru-baru ini saya melihat sebuah pengamatan yang cukup menarik: beberapa tahun belakangan ini, berbagai aksi pelepasan saham oleh pemegang saham besar dengan cara-cara ajaib memang terus bermunculan.
Tapi tidak peduli trik apa yang mereka pakai untuk mencairkan saham dan keluar dari pasar, ada satu aturan emas—saham seperti ini sebaiknya jangan disentuh. Logikanya sederhana: bahkan orang dalam saja buru-buru kabur, itu artinya mereka sama sekali tidak optimis dengan masa depan perusahaannya sendiri. Kalau bosnya saja sudah angkat kaki, yang tersisa cuma para investor ritel yang jadi penampung terakhir, perusahaan sudah kehilangan penggeraknya, mana mungkin ke depannya bisa membaik?
Belum lagi aksi-aksi seperti "cerai secara perjanjian" lalu langsung jual habis saham, itu benar-benar terang-terangan. Melihat sinyal seperti ini, investor biasa memang harus lebih waspada, jangan sampai jadi batu loncatan orang lain untuk mencairkan aset. Di pasar, jebakan seperti ini terlalu banyak, menghindar saja belum tentu bisa, ngapain malah sengaja masuk?
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
11 Suka
Hadiah
11
8
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
LightningClicker
· 44menit yang lalu
散户的钱真好赚
Balas0
LayerHopper
· 10jam yang lalu
Pelajaran dari serakah adalah kehilangan
Lihat AsliBalas0
NewPumpamentals
· 21jam yang lalu
Perilaku secara terang-terangan memotong investor ritel
Baru-baru ini saya melihat sebuah pengamatan yang cukup menarik: beberapa tahun belakangan ini, berbagai aksi pelepasan saham oleh pemegang saham besar dengan cara-cara ajaib memang terus bermunculan.
Tapi tidak peduli trik apa yang mereka pakai untuk mencairkan saham dan keluar dari pasar, ada satu aturan emas—saham seperti ini sebaiknya jangan disentuh. Logikanya sederhana: bahkan orang dalam saja buru-buru kabur, itu artinya mereka sama sekali tidak optimis dengan masa depan perusahaannya sendiri. Kalau bosnya saja sudah angkat kaki, yang tersisa cuma para investor ritel yang jadi penampung terakhir, perusahaan sudah kehilangan penggeraknya, mana mungkin ke depannya bisa membaik?
Belum lagi aksi-aksi seperti "cerai secara perjanjian" lalu langsung jual habis saham, itu benar-benar terang-terangan. Melihat sinyal seperti ini, investor biasa memang harus lebih waspada, jangan sampai jadi batu loncatan orang lain untuk mencairkan aset. Di pasar, jebakan seperti ini terlalu banyak, menghindar saja belum tentu bisa, ngapain malah sengaja masuk?