Akhir-akhir ini langkah kombinasi The Fed, jujur saja, bikin saya agak bingung.
Imbal hasil obligasi AS 10 tahun melonjak ke 4,14%, biaya pinjaman jadi tinggi, baik perusahaan maupun individu harus makin hemat. Tapi di saat yang sama, Kelly dari PIMCO malah "menyerang": "Nggak paham kenapa The Fed gila-gilaan ekspansi neraca, tapi pelit banget nurunin suku bunga? Menurut saya, dua kebijakan itu harusnya dibalik."
Sekilas memang terasa kontradiktif. Tapi kalau dipikir lebih dalam, mungkin inilah dilema nyata bank sentral:
Kita bahas permukaannya dulu. Data inflasi belum benar-benar jinak, kalau sekarang terang-terangan nurunin suku bunga sama saja menjilat ludah sendiri. Tapi sistem keuangan juga nggak boleh kekurangan likuiditas, kalau sampai aliran dana macet dan picu efek domino, bisa kacau balau. Jadi, cuma bisa tetap "hawkish" secara lisan, sambil diam-diam suntik dana ke pasar.
Sekarang lihat respons pasar. Suku bunga jangka panjang susah banget turun, artinya para pelaku pasar cerdas sama sekali nggak percaya dongeng "banyak likuiditas segera datang". Mereka memilih dengan uang sungguhan: suku bunga tinggi kayaknya bakal bertahan lebih lama dari dugaan.
Buat orang biasa, artinya apa? Jangan berharap lagi era bunga nol dan gampang pinjam uang bakal balik. Biaya dana tetap tinggi, valuasi berbagai aset akan terus ditekan. Tapi di sisi lain, likuiditas diam-diam mulai bertambah... uang ini akhirnya bakal mengalir ke mana?
Situasinya sekarang serba tanggung: bukan bear market yang dalam, tapi juga bukan sinyal bull market besar-besaran. Lebih mirip stress test—di antara biaya pinjaman yang ketat dan ekspektasi pelonggaran, pasar lagi cari titik keseimbangan baru.
Menurutmu, The Fed ini memang lagi main strategi besar, atau sebenarnya sudah kepepet?
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Akhir-akhir ini langkah kombinasi The Fed, jujur saja, bikin saya agak bingung.
Imbal hasil obligasi AS 10 tahun melonjak ke 4,14%, biaya pinjaman jadi tinggi, baik perusahaan maupun individu harus makin hemat. Tapi di saat yang sama, Kelly dari PIMCO malah "menyerang": "Nggak paham kenapa The Fed gila-gilaan ekspansi neraca, tapi pelit banget nurunin suku bunga? Menurut saya, dua kebijakan itu harusnya dibalik."
Sekilas memang terasa kontradiktif. Tapi kalau dipikir lebih dalam, mungkin inilah dilema nyata bank sentral:
Kita bahas permukaannya dulu. Data inflasi belum benar-benar jinak, kalau sekarang terang-terangan nurunin suku bunga sama saja menjilat ludah sendiri. Tapi sistem keuangan juga nggak boleh kekurangan likuiditas, kalau sampai aliran dana macet dan picu efek domino, bisa kacau balau. Jadi, cuma bisa tetap "hawkish" secara lisan, sambil diam-diam suntik dana ke pasar.
Sekarang lihat respons pasar. Suku bunga jangka panjang susah banget turun, artinya para pelaku pasar cerdas sama sekali nggak percaya dongeng "banyak likuiditas segera datang". Mereka memilih dengan uang sungguhan: suku bunga tinggi kayaknya bakal bertahan lebih lama dari dugaan.
Buat orang biasa, artinya apa? Jangan berharap lagi era bunga nol dan gampang pinjam uang bakal balik. Biaya dana tetap tinggi, valuasi berbagai aset akan terus ditekan. Tapi di sisi lain, likuiditas diam-diam mulai bertambah... uang ini akhirnya bakal mengalir ke mana?
Situasinya sekarang serba tanggung: bukan bear market yang dalam, tapi juga bukan sinyal bull market besar-besaran. Lebih mirip stress test—di antara biaya pinjaman yang ketat dan ekspektasi pelonggaran, pasar lagi cari titik keseimbangan baru.
Menurutmu, The Fed ini memang lagi main strategi besar, atau sebenarnya sudah kepepet?