Akhir-akhir ini harga emas kembali mencetak rekor tertinggi, banyak teman bertanya pada saya: Emas sehebat ini, apakah artinya kripto akan tenggelam?

Sebenarnya justru sebaliknya. Jika kita melihat sejarah, setiap kali harga emas melonjak tajam, selalu ada cerita besar di baliknya.

**Aset lindung nilai tidak pernah berdiri sendiri**

Pada bull market emas tahun 1971 hingga 1980, di tengahnya terjadi gejolak keuangan global tahun 1974; bull market panjang yang dimulai tahun 2001 bahkan lebih dahsyat, langsung didorong oleh krisis subprime 2008 hingga puncak sejarahnya. Titik-titik waktu ini bukan kebetulan—ketika sistem keuangan tradisional retak, dana akan mengalir deras ke emas dan aset keras sejenisnya.

Perjalanan pertumbuhan Bitcoin juga membuktikan logika ini. Krisis keuangan 2008 langsung melahirkan whitepaper-nya, lalu krisis likuiditas akibat pandemi 2020 sempat membuatnya anjlok, tapi kemudian melonjak dari 10 ribu dolar hingga 60 ribu. Volatilitasnya lebih ekstrem, tapi logika dasarnya sama: **Semakin tinggi ketidakpastian, semakin besar daya tarik aset alternatif**.

**Variabel yang benar-benar perlu diperhatikan**

Kini kuncinya bukan pada harga emas itu sendiri, melainkan pada pergerakan dolar. Jika dolar kembali mengalami krisis kepercayaan sistemik seperti tahun 1971, bagi pasar kripto justru bisa jadi katalisator yang lebih langsung. Pasalnya, harga dan likuiditas kripto saat ini masih sangat bergantung pada stabilitas sistem dolar AS.

Emas memang naik, tapi bukan berarti ia adalah “lawan” kripto—keduanya lebih seperti ekspresi berbeda dari narasi makro yang sama. Lonjakan harga emas bukanlah alarm bahaya, justru bisa menjadi lampu sinyal menjelang pergerakan besar berikutnya.