Pernah bertanya-tanya apakah generasi berikutnya benar-benar lebih percaya algoritma daripada politisi? Ternyata, mungkin saja. Sebuah survei terbaru baru saja merilis angka yang cukup mencengangkan: 41% pemilih muda setuju dengan ide membiarkan sistem AI menangani keputusan pemerintah.



Pikirkan itu sejenak. Hampir setengah dari anak muda yang disurvei lebih memilih model machine learning yang menganalisis opsi kebijakan dibandingkan proses birokrasi tradisional. Apakah itu karena optimisme terhadap efisiensi teknologi atau murni frustrasi dengan sistem saat ini, tidak ada yang tahu pasti.

Perubahan sentimen ini bisa sepenuhnya mengubah cara kita memandang tata kelola. Kita sudah melihat protokol blockchain bereksperimen dengan pengambilan keputusan otomatis melalui smart contract. Apakah operasi pemerintahan bisa mengikuti jalur serupa? Data menunjukkan demografi muda setidaknya terbuka untuk menjelajahi wilayah baru tersebut.

Tentu saja, detailnya sangat penting. Keputusan apa saja? Pengaman seperti apa? Bagaimana cara mengaudit penalaran AI? Namun, kemauan untuk mempertimbangkan tata kelola algoritmik saja sudah menandai perubahan budaya yang cukup signifikan. Lembaga tradisional mungkin perlu memperhatikan ke mana tren ini akan mengarah.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • 4
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
FloorPriceWatchervip
· 7jam yang lalu
Angka 41% ini agak menakutkan ya, rasanya anak muda benar-benar sudah putus asa? Daripada bilang percaya pada algoritma, lebih tepatnya mereka sudah benar-benar kecewa dengan sistem yang ada. --- Jujur aja, ini tuh contoh klasik "musuh dari musuhku adalah temanku"... Anak muda sebenarnya bukan benar-benar percaya AI, cuma udah terlalu muak sama sistem yang sekarang. --- Jadi pertanyaannya, kalau negara diatur AI, nanti siapa yang disalahkan? Kalau ada masalah, masa bilangnya "maaf, ada bug di algoritma" haha --- Ngomong-ngomong, kalau beneran kejadian, jangan-jangan malah lebih korup dari birokrat manusia... Setidaknya sekarang koruptor masih bisa diperiksa, kalau ada bug di kode gimana cara periksanya? --- Eh, bukannya ini persis kayak sistem tata kelola otomatis Web3? DAO udah digarap bertahun-tahun tetap aja berantakan, sekarang malah mau dipakai buat ngatur negara? --- Mungkin masalah aslinya adalah sistem politiknya sendiri yang terlalu buruk, sampai-sampai orang jadi merasa AI lebih bisa diandalkan.
Lihat AsliBalas0
WalletManagervip
· 7jam yang lalu
Angka 41% ini agak meragukan, bagaimana data on-chainnya?
Lihat AsliBalas0
GhostAddressHuntervip
· 7jam yang lalu
41%? Kenapa rasanya anak muda semua sudah jadi korban dan malah jadi bego... Benar-benar merasa algoritma lebih bisa dipercaya daripada anggota dewan? Lucu banget, setidaknya anggota dewan masih bisa dimaki, kalau keputusan AI, mau ngadu ke siapa?
Lihat AsliBalas0
PumpDoctrinevip
· 7jam yang lalu
Pemerintahan berbasis algoritma? 41% anak muda benar-benar berani memikirkannya, menurut saya ini terutama karena mereka sudah terlalu kecewa dengan politisi saat ini. Daripada mempercayai sistem yang korup, lebih baik bertaruh pada AI, toh pada akhirnya tetap saja jadi korban.
Lihat AsliBalas0
  • Sematkan
Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)