

Aave merupakan protokol peminjaman dan pemberian pinjaman yang terdesentralisasi serta non-kustodial, yang telah mengubah lanskap keuangan terdesentralisasi (DeFi). Diluncurkan pada tahun 2017 oleh Stani Kulechov, Aave berkembang menjadi salah satu protokol DeFi terbesar di dunia. Artikel ini membahas aspek utama Aave, fungsinya, serta dampaknya terhadap ekosistem DeFi.
Aave beroperasi sebagai protokol DeFi multichain yang mendukung beragam jaringan blockchain seperti Ethereum, Fantom, dan Avalanche. Protokol ini memungkinkan pengguna untuk mendepositkan aset ke liquidity pool, mendapatkan bunga dari deposit, sekaligus memberi peluang bagi pengguna lain untuk meminjam aset tersebut. Aave menjaga likuiditas dengan sistem over-collateralization pada pinjaman dan likuidasi otomatis kolateral bila diperlukan.
Salah satu keunggulan unik Aave adalah penerbitan aTokens, yaitu token yang merepresentasikan klaim atas kolateral yang disimpan sekaligus menghasilkan bunga secara real-time. Protokol ini juga menyediakan flash loan, yaitu pinjaman tanpa agunan berjangka sangat pendek yang kini populer di kalangan pengembang serta komunitas kripto.
Token AAVE memiliki sejumlah peran dalam ekosistem Aave:
Aave didirikan tahun 2017 dengan nama ETHLend oleh Stani Kulechov, mahasiswa hukum dari University of Helsinki. Proyek ini berhasil menggalang dana sebesar US$17,8 juta lewat ICO dan kemudian berganti nama menjadi Aave di tahun 2018. Peluncuran protokol Aave pada 2020 menjadi tonggak penting yang memicu antusiasme besar dari komunitas kripto.
Menurut pembaruan terakhir tahun 2025, token AAVE memiliki total supply 16 juta, dengan circulating supply sekitar 15,5 juta. Distribusi token sangat terdesentralisasi sehingga tidak ada satu entitas pun yang menguasai protokol. Aave mengimplementasikan mekanisme token burn melalui biaya platform untuk membeli kembali dan menghapus token dari peredaran.
Berbeda dari cryptocurrency pada umumnya, AAVE tidak dihasilkan melalui mining atau staking. Token ini diterbitkan oleh pengelola protokol sesuai aturan dan sistem yang telah ditentukan. Penerbitan token baru biasanya memerlukan persetujuan komunitas melalui governance vote, terutama jika terjadi kekurangan likuiditas.
Aave bersaing dengan protokol DeFi peminjaman lainnya. Namun, Aave tetap menjadi salah satu protokol peminjaman dan pemberian pinjaman terbesar berdasarkan Total Value Locked (TVL). Dukungan multichain, rasio Loan-to-Value (LTV) yang lebih tinggi, serta fitur seperti flash loan, memberikan keunggulan kompetitif di pasar.
Aave telah membangun kemitraan strategis dengan protokol DeFi seperti Balancer, Centrifuge, Uniswap, dan MakerDAO. Proyek ini juga memperoleh pendanaan dari investor ternama dengan total US$49 juta dalam berbagai putaran pendanaan.
Kekuatan:
Kelemahan:
Peluang:
Ancaman:
Aave telah merilis roadmap ambisius yang disebut "Aave 2030," meliputi:
Roadmap ini menitikberatkan keterlibatan komunitas dan desentralisasi progresif dalam pengembangan protokol.
Perkembangan terbaru di ekosistem Aave meliputi:
Aave telah menjadi fondasi utama ekosistem DeFi dengan menawarkan solusi peminjaman dan pemberian pinjaman yang inovatif. Pendekatan multichain, fitur seperti flash loan, dan komitmen terhadap desentralisasi menempatkan Aave sebagai pemimpin di bidangnya. Dengan pengembangan dan implementasi roadmap ambisiusnya, Aave berpotensi besar membentuk masa depan keuangan terdesentralisasi. Namun, protokol ini harus mengatasi tantangan seperti ketidakpastian regulasi dan persaingan yang terus meningkat agar dapat mempertahankan posisi pasar dan mendorong adopsi teknologi DeFi lebih luas.
Ya, Aave dianggap dapat dipercaya. Protokol DeFi ini memiliki rekam jejak yang solid, sistem keamanan yang kuat, dan audit berkala. Karakter open-source serta tata kelola komunitas meningkatkan transparansi dan keandalan.
Aave adalah protokol peminjaman terdesentralisasi di jaringan Ethereum. Pengguna dapat meminjamkan, meminjam, serta memperoleh bunga atas aset kripto tanpa perantara.









